Sambutan Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa Perayaan Puncak 1 Abad NU

Sidoarjo, sidoarjo.org
“Resepsi Satu Abad NU tidak akan terulang dan sulit akan terulang bagi kita sebagai warga NU”. Demikian di antara statemen pembuka yang disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU). Saat membuka Konferensi Nasional 1 Abad NU: Membangun Peradaban Untuk Kemandirian NU dan Kedaulatan Bangsa, Tanggal 6 Februari 2023 di Aula Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo Jawa Timur. Menurutnya ini akan menjadi peristiwa mulia dan membanggakan, khususnya bagi Warga Nahdliyin di seluruh penjuru negeri.

Rangkaian kegiatan terus juga digelar hingga menuju Puncak 1 Abad NU. Berbagai kegiatan itu tidak hanya menarasikan tonggak-tonggak penting peran kesejarahan NU baik di tingkat nasional maupun internasional tapi juga menjadi titik pijak untuk kebangkitan NU, bangsa dan negara dalam mendorong peradaban dunia baru yang lebih adil dan maju. Kegiatan dihadiri tidak kurang dari 300 orang sarjana NU seluruh Indonesia.

Adapun subtema yang akan dibahas pada Konferensi Nasional tersebut adalah NU dan Peradaban : Pemantapan Aswaja dan Kedaulatan Bangsa di Abad Kedua; dan Tantangan NU di Abad Kedua : Kemandirian Ekonomi, Kualitas Pendidikan, dan Kompetensi Teknokrasi.

Sebagai narasumber para tokoh nasional dan regional berlatar Sarjana NU. Kegiatan ini berkat kerjasama antara PP ISNU, PW ISNU Jatim, dan PC ISNU Sidoarjo dengan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

Menurut Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa, secara umum kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkokoh peran strategis ISNU baik dalam kehidupan nasional maupun internasional melalui peneguhan pandangan keagamaan yang moderat berbasis pada paham Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyyah.

Serta untuk meneguhkan kehidupan NU yang lebih mandiri dan berdaulat untuk terciptanya Warga Nahdliyyin yang lebih sejahtera dalam kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia. “Ini adalah cara ISNU berkhidmat di NU,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui bahwa ISNU sebagai organisasi yang didirikan berbasis intelektualitas, profesionalitas, dan keahlian tertentu siap mendedikasikan kadernya untuk kehidupan NU, Bangsa dan Negara Indonesia, dalam memasuki NU di abad ke-2.

Berdasarkan data yang dihimpun, menunjukkan bahwa ISNU memiliki 634 Guru Besar dan mendekati 3000 Doktornya, serta S2 yang tak terbilang jumlahnya. Hal ini dibenarkan oleh Ali Masykur Musa.

Kader tersebut merupakan potensi besar yang didedikasikan ISNU untuk membangun NU ke depan demi kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia.

Baca Juga : Konferensi Nasional Satu Abad NU

Kader ISNU tersebut menempati sebagai Rektor di berbagai Universitas Negeri Umum maupun Keagamaan yang jumlahnya sebanyak 44 Perguruan Tinggi, dan Birokrat dihampir semua Kemeterian.

Menurut Cak Ali, panggila karib Ali Masykur Musa, generasi muda NU, khususnya dari ISNU harus diorientasikan dengan meningkatkan skill dan teknokrasi yang berbasis IT dan memiliki sertifikasi yang berstandar nasional sehingga terlahir para profesional di lingkungan NU di berbagai bidang.

“Kader-kader NU siap untuk mengisi seluruh jabatan-jabatan tehnokrasi dan profesionalitas didunia kerja baik dalam bidang pemerintahan, korporasi, dan bisnis,” jelasnya.

Selanjutnya, Ali Masykur Musa yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Pasulukan Al-Masykuriyyah mengatakan, ISNU sebagai kader NU harus memiliki sikap dan etika modern sebagai wujud kemampuan kualitas Teknokrat NU yang siap diterima dalam kepemimpinan nasional, daerah, dan di dunia profesional.

Kader modern ISNU ini diantaranya ditandai dengan disiplin, profesional, komprehensif, konsisten, dan senantiasa beradaptasi dengan perubahan.

Sikap dan etika kader NU ini sesuai dengan kaidah ,”almuhafadhotul ala qodimissholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah”.

Lebih lanjut Ali Masykur Musa yang juga sebagai Dosen Unisma Malang, mengatakan modernisasi kehidupan dewasa ini yang ditandai dengan revolusi dibidang IT disebut juga Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, dimana  semua kehidupan harus berbasis digital, seperti e-commerce, e-marketing, dan e-birocration baik dibidang ekonomi melalui market place dan teknologi birokrasi melalui e-office.

“Dengan demikian, NU harus melakukan peningkatan capacity building baik secara kelembagaan maupun perorangan baik dari sisi teknokrasi, skill dan profesionalitas agar tidak tertinggal oleh peradaban jaman,” tambahnya.

“Saatnya NU diabad ke-2 ini bangkit sebagai organisasi modern yang memiliki teknokrat andal dan memiliki jiwa enterpreunership sehingga NU menjadi organisasi yang mandiri dan tidak mudah untuk diintervensi oleh siapapun, apalagi diperjualbelikan”, pungkasnya.

Sholehuddin Ketua PC ISNU Sidoarjo saat Perayaan Puncak 1 Abad NU

Sementara itu, Sholehuddin Ketua PC ISNU Sidoarjo menyampaikan terima kasih semua pihak yang terlibat sehingga kegiatan berjan lancar. Tidak lupa juga kepada para peserta yang datang dari penjuru tanah air. “Saya merasa bersyukur, dengan waktu singkat kegiatan bisa berjalan lancar dengan peserta yang tidak sedikit”, sambungnya.

Kegiatan ini diapresiasi oleh para peserta. Tidak itu saja, awak media juga mengungkapkan hal yang sama. “Ini merupakan bentuk kolaborasi yang luar biasa”, ujar Anis, salah seorang jurnalis.

By Admin

One thought on “Perayaan Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama’ (NU), Cak Ali Paparkan Tantangan Memasuki Abad ke-Dua”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *