Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai momen refleksi untuk memperkuat komitmen terhadap dunia pendidikan. Tahun 2024 ini, peringatan Hardiknas mengusung tema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. Tema ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata. Namun, di balik semangat tersebut, tantangan besar masih menghadang, terutama dalam memastikan kesejahteraan guru dan peningkatan kualitas pendidikan.

Mengapa Kesejahteraan Guru Harus Jadi Prioritas?
Guru adalah tulang punggung sistem pendidikan. Mereka tidak hanya bertugas mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Sayangnya, banyak guru di Indonesia, khususnya guru honorer, masih menghadapi masalah kesejahteraan. Gaji yang minim, kurangnya jaminan sosial, dan beban administratif yang berat sering kali menghambat kinerja mereka.
Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sekitar 1,6 juta guru belum tersertifikasi, yang berarti mereka belum menerima tunjangan profesi. Kondisi ini memperparah kesenjangan kesejahteraan, terutama di daerah terpencil. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah konkret, seperti mempercepat proses sertifikasi dan meningkatkan insentif bagi guru non-ASN.
Kualitas Guru: Kunci Pendidikan Bermutu
Selain kesejahteraan, kualitas guru juga harus menjadi fokus utama. Guru yang kompeten mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kebutuhan siswa. Untuk mencapai ini, pelatihan berkelanjutan sangat penting. Program seperti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan pelatihan berbasis teknologi harus diperluas untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, sosial, dan digital guru.
Sebagai contoh, Finlandia, yang dikenal memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia, menempatkan pelatihan guru sebagai prioritas sejak empat dekade lalu. Indonesia bisa belajar dari pendekatan ini dengan menyusun peta jalan pendidikan yang berfokus pada peningkatan kualitas tenaga pendidik. Dengan demikian, guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga motivator dan inovator dalam kelas.
Tantangan di Era Digital
Di tengah perkembangan teknologi, guru menghadapi tantangan baru. Mereka harus menguasai keterampilan digital untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran tanpa mengesampingkan nilai-nilai moral. Data dari Kementerian Kesehatan RI (2023) menunjukkan bahwa 6,1% remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental akibat paparan konten digital yang tidak sesuai. Guru berperan penting dalam membimbing siswa untuk menggunakan teknologi secara bijak sambil menanamkan etika dan karakter yang kuat.
Langkah Strategis Pemerintah
Pemerintah telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru. Pada 2025, anggaran pendidikan nasional mencapai Rp772 triliun, naik dari Rp665 triliun pada 2024. Sebanyak Rp10,4 triliun dialokasikan untuk kesejahteraan guru dan dosen, termasuk tunjangan profesi dan revitalisasi sarana pendidikan. Program seperti Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) juga bertujuan mengurangi beban biaya pendidikan tinggi, sehingga guru dan dosen dapat fokus pada pengembangan profesional.
Namun, anggaran besar saja tidak cukup. Efisiensi dan ketepatan sasaran dalam pengelolaan dana harus ditingkatkan. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu diperkuat untuk memastikan kebijakan pendidikan berjalan efektif. Misalnya, pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi ketimpangan kesejahteraan.
Kolaborasi untuk Pendidikan Inklusif
Pendidikan yang inklusif dan merata adalah cita-cita besar bangsa. Untuk mewujudkannya, kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa sangat penting. Guru harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, sementara orang tua berperan aktif dalam mendampingi proses belajar anak. Pemerintah, di sisi lain, harus memastikan akses pendidikan yang merata, terutama di wilayah Indonesia Timur yang masih kekurangan fasilitas.
Hari Pendidikan Nasional 2024 menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah investasi masa depan. Dengan memprioritaskan kesejahteraan dan kualitas guru, Indonesia dapat membangun sistem pendidikan yang kuat dan berdaya saing. Mari bersama-sama mewujudkan visi “Merdeka Belajar” untuk mencerdaskan kehidupan bangsa!