Ketua PC ISNU Sidoarjo Ungkap Makna Istilah Menyambut Ramadan

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo, Dr. H Sholehuddin, M. Pd.I, mengungkapkan bahwa menyambut Ramadan memiliki beberapa istilah yang sering digunakan masyarakat. Dalam tausiahnya di acara Megengan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) di Masjid KH Muhammad Hasyim Asy’ari pada Kamis (27/02/2025), ia menyebutkan tiga istilah utama, yaitu Tarhib, Targhib, dan Megengan. Istilah-istilah ini mencerminkan sikap positif dan budaya dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Tarhib: Menyambut Ramadan dengan Lapang Dada

Menurut Dr. H Sholehuddin yang juga Sekretaris Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) UNUSIDA, istilah Tarhib berasal dari kata Rohbun yang bermakna lapang dada. Dalam konteks menyambut Ramadan, Tarhib menggambarkan sikap penuh suka cita dan kesiapan hati untuk menerima bulan suci ini. “Itulah mengapa kita sering mendengar ucapan Marhaban ya Ramadan, sebagai bentuk sambutan hangat layaknya menyambut tamu terhormat,” jelasnya.

Targhib: Bahagia Menyambut Ramadan

Selanjutnya, istilah Targhib berasal dari Roghiba Fi, yang berarti rasa bahagia atas datangnya kenikmatan atau kebaikan. Dalam menyambut Ramadan, Targhib menunjukkan sikap gembira dan syukur karena bulan penuh berkah ini kembali hadir. Dr. Sholehuddin menegaskan bahwa menyambut Ramadan dengan kebahagiaan adalah wujud penghormatan terhadap keagungan bulan suci tersebut.

Megengan: Budaya Jawa Menyambut Ramadan

Istilah ketiga, Megengan, merupakan tradisi khas masyarakat Jawa yang berarti menahan diri sebagai persiapan menyambut Ramadan. Dr. Sholehuddin menjelaskan bahwa budaya ini mencerminkan kesiapan fisik dan mental umat Islam jelang bulan puasa. “Semua istilah ini benar adanya, yang salah justru jika seseorang tidak berpuasa atau tidak merasa senang menyambut Ramadan,” tegasnya.

Sikap Menyambut Ramadan Seperti Menjamu Tamu Mulia

Dr. Sholehuddin mengibaratkan Ramadan sebagai tamu mulia yang harus disambut dengan baik. “Kalau ada tamu, kita harus gupuh (bergegas), lungguh (duduk bersama), dan suguh (menyuguhkan hidangan). Begitu pula saat menyambut Ramadan, kita harus menunjukkan rasa senang dan hormat,” paparnya. Sikap ini, lanjutnya, akan menciptakan kebahagiaan dan keberkahan selama bulan suci berlangsung.

Scroll to Top