
Oleh: Dr. H. Sholehuddin, S.Ag.M.Pd.I (Ketua PC ISNU Sidoarjo/Sekretaris Komisi Fatwa DP MUI Sidoarjo 2021-2025)
Kalau akademisi dengan gelar akademik kemudian mendapat sebutan kyai sudah banyak. Tapi jika berangkat dari guru dan kyai kemudian akademisi apalagi hingga bergelar doktor tidak banyak. Terlebih pada akhir tahun 90-an atau awal 2000-an dan terkhusus wilayah Sidoarjo kyai yang doktor masih langka.
Nama Kyai Ahmad Muhammad sudah kondang sejak saya di pondok Ngelom. Seorang muballigh, berangkat dari guru yang kyai. Sama dengan guru saya Kyai Badrus Sholeh yang juga guru PNS. Namun bedanya beliau lebih condong ke akademisi dan cendekiawan hingga mengajar di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Makanya beliau saat itu satu satunya kyai yang bergelar doktor. Bersama tokoh NU Sukodono beliau mendirikan lembaga Hasyim Asy’ari Bangsri Sukodono.
Beliau tergolong aktifis orgsnisasi. Pernah menjadi Ketua MWC NU Sukodono. Di PCNU Sidoarjo hingga kini tercatat sebagai Wakil Rois. Sebuah kehormatan periode lalu saya bisa tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia Sidoarjo bersama Kyai Ahmad. Beliau menjabat Ketua MUI Sidoarjo antar waktu menggantikan Kyai Salim Imron yang uzur.
Sabtu, 12/7/25 dalam Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia Sidoarjo beliau terpilih sebagai Ketua DP MUI Kab. Sidoarjo untuk masa khidmah 2025-2029. Selamat dan berkah kyai. Semoga MUI Sidoarjo semakin berdampak dalam membangun ukhuwah umat Islam dan umat beragama.